BAB 11 : PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
Pengertian Jenjang
Sosial
Kelas
sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang
berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial.
Definisi
ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang
secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang
lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada
suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas
sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu
hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas
secara
relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya
mempunyai
status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial
biasanya
disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai
yang
tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para
anggota
kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih
rendah
dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para
pemasar. Para
konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini
disukai oleh
anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan
para
konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa
produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas
sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling
umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya
pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan
barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para
pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi,
baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada
audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
Faktor Penentu Kelas
sosial
Dalam istilah
sosiologi kedudukan
seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi
seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status
merupakan
unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek
struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang
menunjukkan
adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek
fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung
jawab yang
harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons,
menyebutkan ada
lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria
kelahiran (ras, kebangsawanan,
jenis keCamin,
2. Kualitas atau
mutu pribadi (umur,
kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi
(kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau
kekayaan (kekayaan harta
benda)
Otoritas (kekuasaan
dan wewenang:
kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu
mau
bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan)
Beberapa indikator
lain yang
berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
a.
Kekayaan
Untuk memahami peran
uang dalam
menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada
dasamya
kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas
sosial
tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk
menopang
cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran
untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam
kelas sosial
atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut
tata cara
kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun
tidak
menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru"
(OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis
memiliki atau
mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak
dilahirkan dan
disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat
dipastikan
bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu
akan
menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status
baru, maka
dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan
kebiasaan
orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak
singkat.
Uang juga memiliki
makna halus
lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih
memiliki
prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar.
Uang yang
diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang
hasil
perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan
seseorang
memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara
hidupnya.
Jadi, uang memang
merupakan
determinan kelas sosiai yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan
oleh
perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan
cara
hidup seseorang.
b.
Pekerjaan
Dengan semakin
beragamnya pekerjaan
yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara
sadar
atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat
daripada
jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina
klasik,
dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu;
Sedangkan
orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis
pekerjaan harus
memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya.
Hal ini
merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu
sosial.
Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi
penghasilan
yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?).
Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan
pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma.
Demikian
halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang
memuaskan
sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita
bisa
mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga
bagi
masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ?
Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang
mungkin
merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam
peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting,
karena
begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.
Apabila
kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi
rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan
kebiasaan sehari-hari
keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera
rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata
lain,
setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat
berbeda
dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup
seseoranglah
yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu
digolongkan.
Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara
hidup
seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik
untuk
mengetahui strata sosial seseorang.
c.
Pendidikan
Kelas sosial dan
pendidikan saling
mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang
tinggi
memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya
pendidikan
mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar
memberikan
ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera,
minat,
tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang.
Dalam beberapa hal,
pendidikan
malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa
dalam
segi sikap pribadi dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda
dengan
para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak
tampak
bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding.
Pengukuran Kelas
Social
Pembagian Kelas Sosial
terdiri atas
3 bagian yaitu:
a.
Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi
masyarakat
secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Aristoteles
menggambarkan ketiga
kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan Sangat
Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama :
merupakan
kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan
tanah
dan bangsawan.
Golongan kedua :
merupakan golongan
yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para
pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga :
merupakan
golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga
membagi masyarakat menjadi
tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis
atau borjuis
: adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah :
terdiri dari
para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar :
adalah
mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya
adalah
kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx
golongan menengah
cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya
golongan
ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam
kenyataannya
hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau
borjuis
dan golongan proletar.
3) Pada masyarakat
Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas
lapisan atas (
Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas
lapisan bawah
( Lower-upper class)
c. Kelas sosial
menengah lapisan
atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial
menengah lapisan
bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah
lapisan atas
( Upper lower class)
f. Kelas sosial
lapisan sosial
bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
1. Upper-upper class
2. Lower-upper class
3. Upper-middle class
4. Lower-middle class
5. Upper-lower class
6. Lower-lower class
Kelas sosial pertama :
keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua :
belum lama
menjadi kaya
Kelas sosial ketiga :
pengusaha,
kaum profesional
Kelas sosial keempat :
pegawai
pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima :
pekerja tetap
(golongan pekerja)
Kelas sosial keenam :
para pekerja
tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada
tunjangan.
4) Dalam masyarakat
Eropa dikenal 4
kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top
class)
2. Kelas menengah
berpendidikan
(academic middle class)
3. Kelas menengah
ekonomi (economic
middle class)
4. Kelas pekerja
(workmen dan
Formensclass)
5. Kelas bawah
(underdog class)
b. Berdasarkan Status
Sosial
Kelas sosial timbul
karena adanya
perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang
anggota
masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang
tinggi, dan
seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status
sosial yang
rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali,
masyarakatnya
dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra.
Ketiga
kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai
tanda
pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
dipakai
oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta
Satria.
Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan
gelar
Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
c. Berdasarkan Status
Politik
Secara politik, kelas
sosial
didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai
wewenang atau
kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya
wewenang
berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif,
tingkat pusat
maupun desa.
- pejabat legislatif,
dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas
sosial dapat
kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas
(perwira) Dari
pangkat Kapten hingga Jendral
B. Kelas sosial
menengah (Bintara)
Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah
(Tamtama)
Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar