STABILITAS SISTEM EKONOMI DAN KEUANGAN DI INDONESIA
TUGAS MATA KULIAH
EKONOMI KOPERASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan hanya dengan izin-Nya terlaksanalah segala macam kebajikan dan diraih segala macam kesuksesan. Dengan niat dan usaha penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas ini yang merupakan tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan 1.
Dalam tugas ini penulis mengambil tema tentang Bank dan Lembaga Keuangan. Dimana Bank dan lembaga keungan sudah melekat dalam kehidupan masyarakat modern. Sistem bank dapat di ibaratkan sebagai sistem urat nadi dalam tubuh manusia dengan bank sentral sebagai jantungnya dan uang sebagai darah yang menghidupi kegiatan ekonomi.
Dengan adanya tugas ini, penulis mengharapkan agar kita bisa lebih mengetahui seluk beluk atau sejarah perbankan Indonesia serta mengetahui lembaga keuangan bukan bank.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas ini penulis harapkan dengan ucapan terima kasih.
Akhir harapan penulis adalah semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata Assallammualaikum Wr Wb.
Bekasi, 11 Oktober 2011
Dwi Septiani
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………. i
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
Daftar Isi………………………………………………………………………... iii-iv
Daftar Gambar…………………………………………………………………. V
Daftar Tabel ……………………………………………………………………. VIBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah…………………….. 3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………. 4
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………….. 4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori……………………………………………… 5
2.1.1 Pengertian Bank…………………………………….. 5
2.1.2 Fungsi dan Manfaat bank…………………………… 6
2.1.3 Sejarah Perbankan di Indonesia……………………… 7
2.1.4 Macam-macam Bank di Indonesia…………………… 8
2.1.7 Pengertian Lembaga Keuangan………………………. 9
2.1.8 Klasifikasi Lembaga Keuangan………………………. 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian………………………………………………. 10
3.2 Data Variabel………………………………………………….. 10
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………. .11
3.4 Alat Analisis Yang Digunakan………………………………… 11
iii
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian……………………………… 12
4.1.1 Sejarah singkat pengenalan sistem keuangan di Indonesia 12
4.1.2 Struktur dari Sistem Keuangan di Indonesia…………… 12
4.2 Stabilitas Sistem Keuangan …………………….…………….. 15
4.2.1 Lembaga Keuangan yang Sehat………………………… 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………… 18
5.2 Saran………………………………………………………….. 19
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ekonomi Perbankan (Economics of Banking) bersama-sama dengan Ekonomi Moneter (Economics of money) dan Ekonomi keuangan (Economics of Finance) sesungguhnya bertumpu pada satu poros, yaitu uang. Hanya saja masing-masing melihat uang dari sudut pandang berbeda.
Ekonomi Moneter melihat uang dari sudut uang sebagai alat, yang mencakup timbulnya uang, bentuk uang, dan bahan yang di gunakan untuk membuat uang dan siapa yang menciptakannya. Kajian ini bersifat positif deskriptif tentang uang.
Pembahasan mengenai penciptaan uang tidak bisa di lepaskan dari lembaga yang berhak untuk menciptakan uang, khususnya bank. Itulah sebabnya penyajian Ekonomi Moneter seringkali di rangkaikan dan di gabungkan dengan Ekonomi Perbankan.
Uang memang ibarat darah dalam tubuh manusia, yang mempunyai dampak terhadap kehidupan ekonomi, seperti produksi, kesempatan kerja, penghasilan, konsumsi, tabungan, dll. Sementara itu, nilainya bisa berubah-ubah, yang acapkali sulit di prediksi, sehingga di sebut sebagai money conundrum atau money illusion. Pembahasan ini tergolong bersifat positif analitis. Akibat dari dampak uang dan fluktuasi nilainya, perlu di ambil kebijakan untuk menentukan seberapa besar mestinya penawaran uang dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Masalah ini merupakan pengkajian yag bersifat normatif.
1
2
Sebaliknya Ekonomi Keuangan meninjau uang dari sudut penggunaan uang. Hal ini menjadi pusat perhatian dari semua rrumah tangga, baik rumah tangga keluarga, perusahaan maupun negara. Dalam hubungan ini, masing-masing rumah tangga berhadapan dengan masalah dari mana memperoleh uang dan berapa besar uag yang akan di alokasikan untuk membiayai kebutuhan rumah tangganya. Kajian ini bersifat positif deskriptif.
Persoalan selanjutnya, masih perlu di hitung dengan cermat, sumber dana mana yang paling menguntungkan, di lihat dari sudut bunga, jangka waktu, dll. Perhitungan ini merupakan bidang kajian dari matematika keuangan (mathematics of finance). Bahkan tidak cukup hanya perhitungan secara matematik dan catatan-catatan saja, melainkan semuanya
harus di administarsikan secara tertib dan sistematis dalam wujud administarsi keuangan
(financial administration) atau akuntansi keuangan (financial accounting). Selain itu di perlukan juga adanya perencanaan yang cermat mengenai penerimaan dan pengeluaran, yang di tuagkan dalam anggaran pendapatan atau penerimaan dan biaya atau pengeluaran (financial budget), dan selanjutnya di ikuti dengan pengawasan keuangan (financial control). Pembahasan ini tergolong positif analitis. Sementara itu, penentuan penggunaan uang untuk mencapai tujuan tertentu merupakan pembahasan yang bersifat normatif.
Pembahasan Ekonomi Perbankan dari sudut positif deskriptif mencakup sejarah terjadinya bank, arti dan fungsi bank, organisasi dan sistem perbankan. Di tinjau dari sudut positif analitis, pembahasannya meliputi bagaimana bank memperoleh sumber dana dan bagaimana bank menggunakan dana itu. hal ini d sebut operasi kredit bank. Pembahasan dari segi normatif memberi pedoman tentang kebijakan bank untuk mencapai tujuan tertentu.
3
Berdasarkan uraian di atas, pembahasan Ekonomi Perbankan harus di lakukan dari dua sisi, yaitu di satu pihak bank sebagai lembaga pencipta uang (khususnya uang giral) dan di lain pihak bank sebagai suatu rumah tangga perusahaan. Oleh karena itu, sebagaian pembahasan Ekonomi perbankan terkait dengan Ekonomi Moneter dan sebagian lagi
menyentuh kepada Ekonomi keuangan. Dengan demikian kedudukan Ekonomi Perbankan berada di tengah-tengan Ekonomi Moneter dan Ekonomi keuangan.
1.1.Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang telah di kemukakan pada latar belakang masalah maka permasalahan dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Pengertian, fungsi peranan lembaga keuangan dan non-bank
2. Jenis-jenis lembaga keuangan dan non-bank
3. Sejarah dan perkembangan lembaga keuangan dan non-bank di indonesia
4. Pengenalan sistem keuangan di indonesia
2. Batasan Masalah
Dalam pembahasan penulisan ilmiah ini penulis hanya membahas tentang hal yang berhubungan dengan tema utama yaitu Bank dan Lembaga Keuangan.
4
1.1.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan tema yang diambil, maka tujuan penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Memahami fungsi dan peranan lembaga keuangan bank dan non-bank, jenis-jenis lembaga keuangan bank dan non-bank serta sejarah perkembangannya.
2. Dapat menerangkan konsep-konsep utama bisnis bank.
3. Mengerti lembaga-lembaga keuangan non-bank serta dapat menjelaskan tentang sistem keuangan khususnya pada perbankan di Indonesia.
4. Dapat memahami dan mengerti bagaimana sistem keuangan di Indonesia.
1.2.Manfaat Penelitian
Melalui penulisan ilmiah ini, penulis berharap akan mendapatkan beberapa manfaat. Adapun manfaat-manfaat dari penelitian tersebut diantaranya adalah :
1. Manfaat Akademis
· Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di perbankan dan lembaga keuangan lainnya
· Karya ilmiah ini dapat di jadikan sumber informasi bagi penulis-penulis yang ingin melakukan penulisan ilmiah dalam bidang yang sama.
2. Manfaat Praktis
· Sebagai media untuk menyalurkan informasi yang paling efektif tentang Lembaga Keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1.Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Bank
ada banyak definisi bank yang di kemukakan oleh para penulis sesuai dengan tahap perkembangan bank. Pada dasarnya aneka ragam definisi itu dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu yang menekankan fungsi bank sebagai penerimaan simpanan, yang menonjolkan fungsi bank sebagai lembaga yang memberikan kredit, dan yang terakhir merupakan kombinasi yang di perluas sampai pada penciptaan tenaga beli baru.
Bank bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju, seperti negara-negara di eropa, amerika, dan jepang sudah merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus di penuhi. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank di jadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuagan seperti tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran, atau melakukan penagihan.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
5
6
2.1.1 Fungsi dan Manfaat Bank
Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :
1. Penciptaan uang
2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
2. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat
4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga
6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
7. Sebagai model investasi
8. Sebagai cara lindung nilai
9. Informasi harga
10. Fungsi spekulatif
11. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien
7.
2.1.3 Sejarah Perbankan di Indonesia
1. Zaman Penjajahan Belanda
Awal sejarah perbankan di tanah air tidak dapat di lepaskan kaitannya dengan di gantikannya kekuasaan VOC oleh Pemerintah Belanda (dibawah Republik Bataaf) pada 1 Januari 1800. Dengan bentuk pemerintahan Rafles, Pemerintah Hindia Belanda ingin mencapai tujuan ekonomis dan politis lebih besar dan lebih mapan. Untuk memperbaiki keadaan keuangan sebagai warisan VOC dan Pemerintahan Rafles, Pemerintah Hindia Belanda memerlukan kehadiran lembaga bank. Pada 10 Oktober 1827 berdirilah De Javasche Bank, dengan modal f. 4000.000,00 dan berkedudukan di jakarta.
Segera setelah berdiri, JB memperoleh hak istimewa (octrooi) untuk mengeluarkan uang kertas bank. Pada tahun 1891 JB mendapatkan hak untuk memperdagangkan valuta asing dan menjalankan usaha sebagai bank umum. Bahkan yang terakhir ini lebih menonjolkan daripada fungsinya sebagai bank of issue.
2. Zaman Pendudukan Jepang
Selama pendudukan jepang, 1942-1945, tidak banyak dapat di ketahui tentang kegiatan perbankan. Pemerintah jepang memang sama sekali tidak memberikan dampak positif bagi perkembangan perbankan.
Bahkan sebaliknya, hampir semua bank terpaksa menutup semua usahanya. Hanya sebuah bank, yang bukan milik jepang yang harus di teruskan melanjutkan usahanya, yaitu Algemeene Volkscredietbank. Nama AVB di ubah menjadi Syomin Ginko, berdasarkan Osamu Seirei No. 8 tanggal 3 oktober tahun 2602.
8.
1. Zaman Kemerdekaan
Pembahasan sjarah perbankan di indonesia setelah kemerdekaan di tunjukkan pada sejarah masing-masing bank yang di miliki oleh pemerintah dan mempunyai arti penting dalam sistem perbankan. Makna zaman kemerdekaan di sini bukan mengandung arti periodisasi, melainkan menunjukkan pembahasan masing-masing bank milik pemerintah setelah merdeka. Bank-bak yang akan di uraikan adalah Bank Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia 1946, Bank Bumi Daya, Bank Tabungan Negara, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia.
2.1.4 Macam-Macan Bank yang ada di Indonesia
· Bank Indonesia
· Bank Negara Indonesia
· Bank Rakyat Indonesia
· Bank Bumi Daya
· Bank Tabungan Negara.
9.
2.1.5 Pengertian Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan asset dalam bentuk dana dari masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi dengan memperoleh hasil dalam bentuk bunga sebesar prosentase tertentu dari besarnya dana yang disalurkan. Sekalipun perbankan kovensional telah menjadi bagian utama dalam menjalankan roda ekonomi namun masih banyak kalangan ulama menyatakan bahwa bunga yang diperoleh dari aktivitas perbankan tidak sesuai dengan ajaran islam. Sejalan dengan itu terakhir muncul lembaga keuangan dalam konsep ekonomi islam yang dikenal dengan perbankan syari’ah, namun faktanya pemakai jasanya perbankan syari’ah juga banyak dari kalangan non-islam. Lembaga keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan utama adalah Bank. Dengan bantuan lembaga keuangan para pelaku usaha dapat melakukan transaksi keuangan dalam jumlah besar yang tidak mungkin dilakukan secara tunai.
2.1.6 Klasifikasi Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan (atau sering juga disebut Iembaga intermediasi) dapat dikelompokkan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori (depository financial institution) dan lembaga keuangan non¬depositori (non depository financial institution).
Lembaga keuangan depositori atau sering juga disebut depository intermediary. Lembaga keuangan ini menghimpun dan secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposits) misalnya giro, tabungan atau deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Unit surplus memiliki kelebihan pendapatan, setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang diperlukan serta untuk melakukan analisis data dari objek yang di teliti, maka metode penelitian yang di gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :
3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penulisan ilmiah ini adalah tentang Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia.
3.2. Data Variabel yang digunakan
Data yang di gunakan penulis terdiri dari :
1. Data negara (periode krisis)
2. Estimasi Biaya Rekapitalisasi Perbankan (% terhadap PDB)
10
11
3.1. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan mengumpulkan data yang di perlukan dalam penulisan, pengambilan data-data tersebut dengan cara :
1. Data Sekunder yaitu data yang di peroleh dari buku-buku, majalah, dokumen-dokumen atau refernsi pihak lain yang dapat menunjang tugas penulisan ilmiah ini.
2. Data Primer yaitu data yag didapat dengan cara meninjau langsung objek penelitian untuk mengumpulkan data.
3.2. Alat analisis yang digunakan
Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan tabel Biaya Penyelesaian Krisis Sektor perbankan dan neraca.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Data dan Profil Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Pengenalan Sistem Keuangan di Indonesia
Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) sebenarnya belum memiliki definisi baku yang telah diterima secara internasional. Oleh karena itu, muncul beberapa definisi mengenai SSK yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Di bawah ini dikutip beberapa definisi SSK yang diambil dari berbagai sumber:
” Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”
” Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”
” Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”
Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan.
12
4.1.1 Struktur dari Sistem Keuangan di Indonesia
Sistem keuangan merupakan suatu kesatuan sistem yang di bentuk oleh semua lembaga keuangan yang ada dan yang kegiatan utamanya di bidang keuangan adalah menarik dana dari dan menyalurkannya kepada masyarakat. Keberadaan sistem keuangan ini di harapkan dapat melakukan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan dan lembaga transmisi yang mampu menjembatani antara mereka yang kelebihan dan kekurangan dana, serta memperlancar transaksi ekonomi.
15
4.1 Stabilitas Sistem Keuangan
Krisis keuangan di Asia yang terjadi pada dasarnya bersumber dari kelemahan kualitas sistem keuangan di Asia. Reformasi keuangan yang terjadi pada awal tahun 1980-an ternyata hanya memberikan peningkatan kuantitas lembaga-lembaga keuangan dan kuantitas aliran modal yang masuk. (capital inflow) suatu negara. Hal yang sama terjadi pula di Indonesia, khusunya di kaitkan dengan liberalisasi perbankan yang berawal pada tahun 1980 yang merupakan salah satu faktor pemicu lemahnya sistem keuangan, khusunya perbankan.terjadinya gejolak di pasar uang, pasar valas dan pasar modal serta meningkatnya ketidakpastian dapat membangkitkan semakin memburuknya adverse selection dan moral hazard yang pada gilirannya mengakibatkan runtuhnya kestabilan sektor keuangan.
Untuk kasus Indonesia, gejolak nilai tukar negara-negara regional memiliki pengaruh paling besar yang menyebabkan terjadinya krisis yang berkepanjangan. Kuatnya tekanan terhadap rupiah mengakibatkan ketidakmampuan Bank Indonesia untuk menyangga pita intervensi yang ada sehingga sistem nilai tukar mengambang bebas menjadi salah satu alternatif sistem nilai tukar yang akhirnya di pilih untuk tetap menjaga cadangan devisa.
Secara keseluruhan, akibat dari krisis yang semakin mendalam telah memperburuk tidak saja aspek likuiditas perbankan, tetapi juga aspek solvabilitas dan rentabilitasnya, mengingat perbankan merupakan market dominan dalam industri keuagan di Indonesia, maka secara sistematis sektor keuangan juga mengalami kelumpuhan.
16
4.1.1 lembaga Keuangan yang Sehat
lembaga-lembaga keuangan yang berkiprah dalam sistem keuangan berada dalam kondisi sehat dan stabil, dalam pengertian bahwa lembaga-lembaga tersebut di yakini bahwa dapat memenuhi seluruh kewajibannya tanpa dukungan / bantuan pihak luar (eksternal). Pentingnya kesehatan lembaga keuangan, khusunya perbankan, dalam penciptaan sistem keuangan yang sehat mempunyai beberapa alasan yaitu :
a. keunikan karakteristik perbanka yang rentan tehadap serbuan mayarakat yang menarik dana secara besar-besaran (bank runs) sehingga berpotensi merugikan deposan dan kreditur bank.
b. Penyebaran kerugian di antara bank-bak sangat cepat melalui contagion effect sehingga berpotensi menimbulkan system problem
c. Proses penyelesaian bank—bank bermasalah membutuhkan dana dalam jumlah yang tidak sedikit. Sebagai perbandingan, persentase biaya terhadap PDB di negara-negara yang mengalami krisis sektor perbankan (tabel)
d. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sebagai lembaga intermediasi akan menimbulkan tekanan-tekaan dalam sektor keuangan
e. Ketidakstabilan sektor keuangan akan berdampak pada kondisi makroekonomi, khusunya di kaitkan dengan tidak efektifnya transmisi kebijakan moneter.
17
Tabel
BIAYA PENYELESAIAN KRISIS SEKTOR PERBANKAN


Spanyol (1977-85) 16,8
Amerika (1984-91) 3,2
Scandinavia
Finlandia (1991-93) 8,0
Norwegia (1987-89) 4,0
Swedia (1987-89) 6,4
Amerika Latin
Chili ( 1981-83) 41.2
Mexico (1995) 13,5
Asia
Indonesia (1997-98) 34,5
Korea (1997-98) 24,5
Malaysia (1997-98) 19,5
Philiphina (1981-87) 3.0
Thailand (1997-98) 34,5
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian pada bab sebelumnya, penulis mencoba untuk menarik kesimpulan bahwa :
1. Kebutuhan dunia perdagangan memicu lahirnya bank. Dan dalam perkembangan selanjutnya, perdagangan dan perbankan saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu perkembangan perbankan melalui tahap embrional, tahap fasilitasi lalu lintas pembayaran, dan tahap penciptaan tenaga beli baru dan sistem perbankan dunia perdagangan.
2. Fungsi bank yang pokok adalah fungsi intermediasi dan transmisi. Pelaksanaan kedua fungsi ini menggambarkan kedudukan bank sebagai jantung dan urat nadi kehidupan ekonomi, sehingga berpengaruh besar terhadap investasi, produksi, distribusi, penghasilan tingkat harga, dsb.
3. Sistem perbankan di Indonesia bisa di sebut sebagai sistem bank campuran, dan bukan sistem bank tunggal atau sistem bank bercabang.
4. Sumber keuntungan lain dari bank adalah jasa-jasa yang di berikan, seperti pengiriman uang, inkaso, kliring, boks yang aman, tukar menukar uang, dll.
5. Penawaran uang yang elastis dimungkinkan oleh karena adanya ekspansi dan kontraksi uang giral. Hal ini sangat tergantung pada tingkat kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan lalu lintas giral, fasilitas yang di sediakan oleh bank dan peraturan perundang-undangan berkenaan dengan perkreditan dan perbankan.
6. LKBB mempunyai peranan yang besar untuk menghimpun dana dari mayarakat dan kemudian menyalurkannya kepada perusahaan yang memerlukannya dalam bentuk pinjaman jangka menengah dan panjang, bahka sebagai suatu penyertaan.
18
19
5.2. Saran
Setelah penulis menyimpulkan secara garis besar, penulis mencoba untuk memberi sumbangan saran yang mungkin berguna bagi kita semua :
1. Di era globalisasi ini, sistem perbankan sebaiknya harus lebih maju seperti halnya negara lain. Karena sistem perbankan lahir dari adanya kebutuhan dunia perdagangan. Jadi dengan adanya perbaikan sistem perbakan yang semakin maju, bisa saling menguntungkan antara perdagangan dengan perbankan.
2. Prinsip kehati-hatian pada manajemen bank sepertinya pada zaman yang sudah sangat maju seperti ini harusnya lebih di perhatikan lagi. Karena bisa kita lihat dari contoh kasus-kasus pada tahun-tahun sebelumnya sering terjadi perampokan beserta tindakan kekerasan pada sejumlah bank. Dan itu mungkin terjadi karena kurangnya kewaspadaan dan antisipasi dari bank tersebut masih kurang. Akibatnya bisa mempengaruhi banyak hal, dari kas negara, tabungan konsumen yang intinya sangat merugikan.
3. Sehubungan dengan lebih meningkatnya sistem perbankan di Indonesia, lembaga keuangan perlu meningkatkan kualitas atau Sumber Daya Manusia, misalnya dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
v Nopirin, Ph.D. , Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, Edisi Keempat, 1992.
v zulsitompul.files.wordpress.com/.../peran-dan-fungsi-bank_artikel.pd..
v id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia
v id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_keuangan
v tiaphari.com/.../lembaga-keuangan-non-bank-dan-bank-perusahaan
v www.bi.go.id › Home › Perbankan
v zonaekis.com/search/struktur-sistem-keuangan-indonesia
v organisasi.org/macam-jenis-bank-definisi-pengertian-bank-sentral-u..
v zonaekis.com/search/struktur-sistem-keuangan-indonesia
v www.lfip.org/.../Masalah%20sistem%20keuangan%20dan%20perban..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar