(tugas merangkum dari bab 2)
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan 2 hal yang sangat erat terkait satu sama lain.manusia tidak dapat di pisahkan dengan kebudayaan,karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Dalam uraian ini kita akan membahas tentang pengerian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan.
A. MANUSIA
Manusia di alam ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dari berbagai segi. Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang menbangun manusia.
· Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
a) Jasad : badan kasar manusia yang tampak,dapat di raba dan di foto
b) Hayat : mengandung unsur hidup yang di tandai dengan gerak
c) Ruh : bimbingan dan pimpinan tuhan yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan
d) Nafs : kesadaran tentang diri sendiri
· Manusia sebagai satu kepribadian mengandug 3 unsur, yaitu
a) Id : sturuktur kepribadian yang paling primitif dan tidak nampak
b) Ego : bagian atau struktur dari id
c) Superego : sturuktur kepribadian yang paling akhir
B. HAKEKAT MANUSIA
1. Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Perbedaan tubuh dengan jiwa yaitu kalau tubuh adalah materi yang dapat di lihat, di raba, di rasa, wujudnya konkrit tetapi tdak abadi. kalau jiwa terdapat di dalam tubuh,tidak dapat di lihat, di raba, sifatnya abstark tetapi abadi.
2. Manusia ciptaan tuhan yang paling sempurna, jika di bandingkan dengan makhluk lainnya
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena manusia di lengkapi oleh penciptanya degan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan dengan adanya perasaan manusia dapat menciptakan kesenian.
3. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai makhluk hayati, manusia dapat di pelajari daari segi-segi anatomi, fisiologi, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya.
4. Makhluk ciptaan tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. dengan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang megagumkan dalam tarian,lukisan maupun nyanyiannya yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusia dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan di pertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan tuhan.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang di kombinasi oleh Francis L.K Hsu memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis sendiri.Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi. Nomer 7 dan nomer 6 di sebut daerah tak sadar dan sub sadar yang terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam,sehingga tidak di sadari lagi oleh individu yang bersangkutan. Nomer 5 di sebut kesadaran yang tak di nyatakan yang terdiri dari pikiran dan gagasan yang di sadari oleh individu yang bersangkutan,tetapi di simpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak di nyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Nomer 4 di sebut kesadaran yang di nyatakan yang terdiri dari dari pikiran, gagasan, dan perasaan yang dapat di nyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya. Nomer 3 di sebut lingkaran hubungan karib yang mengandung konsepsi tentang manusia,binatang atau benda-benda yang oleh si individu di ajak bergaul secara mesra dan karib. Nomer 2 di sebut lingkaran hubungan berguna,tidak lagi di tandai oleh sikap sayang dan mesra. Nomer 1 di sebut lingkaran jauh. Dan nomer 0 di sebut lingkaran dunia luar yang terdiri dari pikiran dan anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara indonesia dan di tanggapi oleh individu dengan masa bodoh.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Pengertian kebudayaan dari berbagai pihak, yaitu:
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski, segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat di tentukan adanya oleh kebudayaan yang di miliki masyarakat itu.
E.B.Tylor, kompleks yang mancakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
Koentjaraningrat, keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C.Kluckhon, kebudayaan adalah menisfestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam ari seluas-luasnya.
C.A.Van Peursen, manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hewan,maka manusia tidak hidup begitu saja di tengah alam, melainkan selalu mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon, kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang di peroleh dan terutama di turunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia,termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi,pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita terhadap nilai.
E. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Menurut Melville J.Herkovist, di katakan bahwa ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik.
Menurut Bronislaw Malinowski, di katakan bahwa unsur-unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, lembaga, dan organisasi kekuatan.
Menurut C.Kluckhohn, di katakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yaitu sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi, sistem teknologi dan peralatan, bahasa, kesenian.
F. WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu:
1) Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
2) Kompleks aktivitas
3) Wujud sebagai benda
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Menurut C.Kluckhohn, sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia,secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia,yaitu:
· Hakekat hidup manusia (MH)
· Hakekat karya manusia (MK)
· Hakekat waktu manusia (WM)
· Hakekat alam manusia (MA)
· Hakekat hubungan manusia (MN)
H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang di miliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang di gunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan, dan bahasa.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan anatara manusia dengan kebudayaan yaitu manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang di laaksanakan manusia. Walaupun keduanya berbeda, tetapi manusia dan kebudayaan itu merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.
KESIMPULAN : bahwa manusia dan keudayaan itu tidak dapat di lepaskan atau di pisahkan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
(mengarang tentang hubungan manusia dengan alam)
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
v PENGETAHUAN DAN KEINGINAN MANUSIA
Wewenang manusia di bidang pengetahuannya, informasi dan pandangannya, dan di bidang keinginan dan kecenderungannya, sangat luas dan tinggi. Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu menuju sisi realitas internal sesuatu itu, saling hubungan yang terjadi di dalam sesuatu itu, dan menuju hukum yang mengatur sesuatu itu. Pengetahuan manusia tidak terbatas pada ruang atau waktu tertentu. Pengetahuan manusia mengatasi batas-batas seperti itu. Di satu pihak, manusia mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum dia lahir, dan di lain pihak manusia bahkan mengetahui planet-planet selain bumi dan bintang-gemintang. Manusia mengetahui masa lalu maupun masa depannya. Dia mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia, yaitu sejarah bumi, langit, gunung, sungai, tumbuhan dan organisme hidup. Yang menjadi pemikiran manusia bukan saja masa depan yang jauh, namun juga hal-hal yang tak terhingga dan abadi. Sebagian dari hal-hal ini diketahui oleh manusia. Manusia bukan sekadar mengetahui keanekaragaman dan kekhasan. Dengan maksud menguasai alam, manusia mencari tahu tentang hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.
Manusia begitu idealistis, sampai-sampai dia sering lebih menomorsatukan akidah dan ideologinya dan menomorduakan nilai lain. Dia bahkan menganggap melayani orang lain lebih penting daripada mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Dan manusia memandang duri yang menusuk kaki orang lain seperti seakan menusuk kakinya sendiri atau bahkan matanya sendiri. Dia merasa bersimpati kepada orang lain dan mau berbagi suka dan duka. Manusia begitu penuh dedikasi kepada akidah dan ideologi sucinya, sampai-sampai dia mudah mengorbankan hidupnya demi akidah dan ideologi sucinya itu. Segi manusiawi dari budaya manusia yang dianggap sebagai roh sejati budaya tersebut merupakan hasil dari perasaan dan keinginan seperti itu.
Wewenang manusia di bidang pengetahuannya, informasi dan pandangannya, dan di bidang keinginan dan kecenderungannya, sangat luas dan tinggi. Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu menuju sisi realitas internal sesuatu itu, saling hubungan yang terjadi di dalam sesuatu itu, dan menuju hukum yang mengatur sesuatu itu. Pengetahuan manusia tidak terbatas pada ruang atau waktu tertentu. Pengetahuan manusia mengatasi batas-batas seperti itu. Di satu pihak, manusia mengetahui peristiwa yang terjadi sebelum dia lahir, dan di lain pihak manusia bahkan mengetahui planet-planet selain bumi dan bintang-gemintang. Manusia mengetahui masa lalu maupun masa depannya. Dia mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia, yaitu sejarah bumi, langit, gunung, sungai, tumbuhan dan organisme hidup. Yang menjadi pemikiran manusia bukan saja masa depan yang jauh, namun juga hal-hal yang tak terhingga dan abadi. Sebagian dari hal-hal ini diketahui oleh manusia. Manusia bukan sekadar mengetahui keanekaragaman dan kekhasan. Dengan maksud menguasai alam, manusia mencari tahu tentang hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.
Manusia begitu idealistis, sampai-sampai dia sering lebih menomorsatukan akidah dan ideologinya dan menomorduakan nilai lain. Dia bahkan menganggap melayani orang lain lebih penting daripada mewujudkan kesejahteraannya sendiri. Dan manusia memandang duri yang menusuk kaki orang lain seperti seakan menusuk kakinya sendiri atau bahkan matanya sendiri. Dia merasa bersimpati kepada orang lain dan mau berbagi suka dan duka. Manusia begitu penuh dedikasi kepada akidah dan ideologi sucinya, sampai-sampai dia mudah mengorbankan hidupnya demi akidah dan ideologi sucinya itu. Segi manusiawi dari budaya manusia yang dianggap sebagai roh sejati budaya tersebut merupakan hasil dari perasaan dan keinginan seperti itu.
v DASAR DARI KARAKTER MANUSIA
Kecenderungan spiritual dan tingginya kesadaran manusia ada karena manusia mempercayai realitas-realitas tertentu dunia ini, dan karena dedikasinya kepada realitas-realitas tersebut. Realitas-realitas ini sifatnya bukan individualistis dan juga bukan material. Sifatnya komprehensif dan umum, di dalamnya tak ada soal keuntungan ekonomi, dan pada gilirannya merupakan hasil dari pengetahuan dan pemahaman tertentu mengenai dunia yang disampaikan kepada manusia oleh para nabi, atau dilahirkan oleh pemikiran idealistis sebagian filosof.
Bagaimanapun juga, kecenderungan spiritual dan suprahewani lebih tinggi yang ada pada diri manusia, jika dasarnya adalah infrastruktur doktrinal dan intelektual, memakai nama agama. Karena itu, kesimpulannya adalah bahwa yang membedakan secara mendasar antara manusia dan makhluk hidup lainnya adalah pengetahuan dan agama, dan bahwa pengetahuan dan agama merupakan dasar dari ras manusia, dan ras manusia ini bergantung pada pengetahuan dan agama.
Sudah banyak dibahas tentang perbedaan antara manusia dan spesies binatang lainnya. Sebagian berpandangan bahwa antara manusia dan spesies binatang lainnya itu tak ada perbedaan yang mendasar. Mereka mengatakan bahwa perbedaan pengetahuan merupakan perbedaan kuantitas, atau paling banter perbedaan kualitas, namun bukan perbedaan hakikat. Mereka memandang tidak begitu penting prestasi-prestasi manusia yang luas dan luar biasa di bidang pengetahuan, padahal prestasi-prestasi ini menarik perhatian filosof-filosof besar Timur dan Barat.
Kecenderungan spiritual dan tingginya kesadaran manusia ada karena manusia mempercayai realitas-realitas tertentu dunia ini, dan karena dedikasinya kepada realitas-realitas tersebut. Realitas-realitas ini sifatnya bukan individualistis dan juga bukan material. Sifatnya komprehensif dan umum, di dalamnya tak ada soal keuntungan ekonomi, dan pada gilirannya merupakan hasil dari pengetahuan dan pemahaman tertentu mengenai dunia yang disampaikan kepada manusia oleh para nabi, atau dilahirkan oleh pemikiran idealistis sebagian filosof.
Bagaimanapun juga, kecenderungan spiritual dan suprahewani lebih tinggi yang ada pada diri manusia, jika dasarnya adalah infrastruktur doktrinal dan intelektual, memakai nama agama. Karena itu, kesimpulannya adalah bahwa yang membedakan secara mendasar antara manusia dan makhluk hidup lainnya adalah pengetahuan dan agama, dan bahwa pengetahuan dan agama merupakan dasar dari ras manusia, dan ras manusia ini bergantung pada pengetahuan dan agama.
Sudah banyak dibahas tentang perbedaan antara manusia dan spesies binatang lainnya. Sebagian berpandangan bahwa antara manusia dan spesies binatang lainnya itu tak ada perbedaan yang mendasar. Mereka mengatakan bahwa perbedaan pengetahuan merupakan perbedaan kuantitas, atau paling banter perbedaan kualitas, namun bukan perbedaan hakikat. Mereka memandang tidak begitu penting prestasi-prestasi manusia yang luas dan luar biasa di bidang pengetahuan, padahal prestasi-prestasi ini menarik perhatian filosof-filosof besar Timur dan Barat.
v Apakah Sisi Manusiawi Manusia Itu Suprastruktur
Fakta bahwa perjalanan evolusioner manusia berawal dari sisi hewani manusia dan bergerak menuju sisi manusiawinya, sebuah tujuan yang sangat mulia. Prinsip ini berlaku untuk individu maupun masyarakat. Pada permulaan eksistensinya, manusia tak lebih daripada organisme material. Berkat gerakan evolusioner yang mendasar, manusia berubah menjadi substansi spiritual. Roh (spirit) manusia lahir dalam alam tubuh manusia, dan kemudian menjadi mandiri. Sisi hewani manusia merupakan sarang tempat sisi manusiawi manusia berkembang dan matang. Karakteristik evolusi adalah semakin berkembangnya suatu makhluk, semakin mandiri dan efektiflah dia, dan dia pun akan semakin mempengaruhi lingkungannya. Ketika sisi manusiawi manusia berkembang, sebenarnya sisi ini tengah menuju kemandirian dan mengendalikan aspek-aspek lainnya. Hal ini terjadi pada individu maupun masyarakat. Individu yang sudah mengalami pengembangan mengendalikan lingkungan batiniah maupun lahiriahnya. Arti dari perkembangannya adalah bahwa dia telah merdeka dari dominasi lingkungan batiniah maupun lahiriah, dan memiliki dedikasi kepada akidah dan agama.
Menurut pandangan ini, meskipun realitas manusia muncul bersama dengan alam evolusi material dan hewaninya, namun realitas ini sama sekali bukan merupakan cermin dari—dan tunduk kepada—perkembangan materialnya. Itu adalah sebuah realitas yang independen dan progresif. Sekalipun dipengaruhi oleh aspek material, namun realitas ini mempengaruhinya juga. Yang menentukan tujuan akhir manusia adalah evolusi budayanya dan realitas manusiawinya, bukan evolusi alat-alat produksi. Adalah realitas manusiawi yang dalam evolusinya menyebabkan alat-alat produksi berkembang bersama berkembangnya urusan lain manusia. Tidak betul bila perkembangan alat-alat produksi terjadi secara otomatis, dan bila sisi manusiawi manusia mengalami perubahan akibat berubahnya alat-alat yang mengatur sistem produksi.
Fakta bahwa perjalanan evolusioner manusia berawal dari sisi hewani manusia dan bergerak menuju sisi manusiawinya, sebuah tujuan yang sangat mulia. Prinsip ini berlaku untuk individu maupun masyarakat. Pada permulaan eksistensinya, manusia tak lebih daripada organisme material. Berkat gerakan evolusioner yang mendasar, manusia berubah menjadi substansi spiritual. Roh (spirit) manusia lahir dalam alam tubuh manusia, dan kemudian menjadi mandiri. Sisi hewani manusia merupakan sarang tempat sisi manusiawi manusia berkembang dan matang. Karakteristik evolusi adalah semakin berkembangnya suatu makhluk, semakin mandiri dan efektiflah dia, dan dia pun akan semakin mempengaruhi lingkungannya. Ketika sisi manusiawi manusia berkembang, sebenarnya sisi ini tengah menuju kemandirian dan mengendalikan aspek-aspek lainnya. Hal ini terjadi pada individu maupun masyarakat. Individu yang sudah mengalami pengembangan mengendalikan lingkungan batiniah maupun lahiriahnya. Arti dari perkembangannya adalah bahwa dia telah merdeka dari dominasi lingkungan batiniah maupun lahiriah, dan memiliki dedikasi kepada akidah dan agama.
Menurut pandangan ini, meskipun realitas manusia muncul bersama dengan alam evolusi material dan hewaninya, namun realitas ini sama sekali bukan merupakan cermin dari—dan tunduk kepada—perkembangan materialnya. Itu adalah sebuah realitas yang independen dan progresif. Sekalipun dipengaruhi oleh aspek material, namun realitas ini mempengaruhinya juga. Yang menentukan tujuan akhir manusia adalah evolusi budayanya dan realitas manusiawinya, bukan evolusi alat-alat produksi. Adalah realitas manusiawi yang dalam evolusinya menyebabkan alat-alat produksi berkembang bersama berkembangnya urusan lain manusia. Tidak betul bila perkembangan alat-alat produksi terjadi secara otomatis, dan bila sisi manusiawi manusia mengalami perubahan akibat berubahnya alat-alat yang mengatur sistem produksi.
v AGAMA, MANUSIA, ALAM
Manusia sebagaimana makhluk lainnya, memiliki keterkaitan dan ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya. Namun demikian, pada akhir-akhir ini, manusia justru semakin aktif mengambil langkah-langkah yang merusak, atau bahkan menghancurkan lingkungan hidup. Hampir setiap hari kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan alam yang timbul pada sumber air, gunung, laut, atau udara. Bencana lumpur lapindo yang tak kunjung usai, gunung meletus, demam berdarah, flu burung, kekeringan, dan sebagainya selalu menghiasi berita di televisi maupun di koran-koran.
Pemanfaatan alam lingkungan secara serampangan dan tanpa aturan telah dimulai sejak manusia memiliki kemampuan lebih besar dalam menguasai alam lingkungannya. Dengan mengeksploitasi alam, manusia menikmati kemakmuran hidup yang lebih banyak. Namun sayangnya, seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, alam lingkungan malah dieksploitasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kerusakan yang dahsyat.
Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia bersumber dari cara pandang manusia terhadap alam lingkungannya. Dalam pandangan manusia yang oportunis, alam adalah barang dagang yang menguntungkan dan manusia bebas untuk melakukan apa saja terhadap alam. Menurutnya, alam dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kesenangan manusia. Sebaliknya, manusia yang religius akan menyadari adanya keterkaitan antara dirinya dan alam lingkungan. Manusia seperti ini akan memandang alam sebagai sahabatnya yang tidak bisa dieksploitasi secara sewenang-wenang.
v HAKEKAT MANUSIA
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti:Turab,Thien,Shal-shal,danSualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta.
v MERAPI
Merapi adalah gunung berapi yang berada di tengah pulau jawa dan merupakan salah satu gunung teraktif di indonesia. Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) dua atau lima tahun sekali dan di kelilingi oleh pemukiman yang padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus 68 kali. Kota jogjakarta adalah kota terbesar terdekat, berjarak sekitar 27 km dari puncaknya, dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700m dan 4 km jauhnya dari puncaknya. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
· Aliran lava.
· Letusan gunung berapi.
· Aliran lumpur.
· Abu.
· Kebakaran hutan.
· Gas beracun.
· Gelombang tsunami.
· Gempa bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar